Bab 147
Bab 147
Bab 147 Cerita Sebenarnya dari Finno
Vivin terkejut ketika tahu insiden yang terjadi pada Finno mirip dengan apa yang dia alami saat itu. Tapi dia tidak terlalu ambil pusing dan fokus mendengarkan cerita Finno.
Bagaimana Finno bisa keluar dari sana? Apakah dia benar-benar meninggalkan Eva?
Sambil tetap memandangi batu nisan itu, Finno melanjutkan ceritanya, “Ketika aku sudah sadar, tali pengikat di tanganku sudah terlepas. Saat itu, Eva tidak ketemu.”
Cerita ini membuat Vivin terkejut.
Aku selalu penasaran bagaimana Finno bisa melepaskan diri, ternyata tali di tangannya sudah dilepaskan orang lain?Tapi tetap saja, bagaimana Eva bisa menghilang? Material © of NôvelDrama.Org.
Vivin belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu, jadi dia menanyakannya lagi, “Kamu yakin?”
Mata Finno menatap Vivin dan bertanya, “Kamu juga tidak percaya padaku?”
“Aku bukannya tidak percaya padamu,” ujarnya membela diri. Semua terasa aneh buatnya, tapi ketika dia mendengar kata “juga”, dia kembali bertanya, “Berarti ada yang tidak percaya pada.
ceritamu?”
“Iya,” ujar Finno sambil menundukkan kepalanya. “Aku menceritakan pada semuanya tentang apa yang terjadi setelah aku berhasil kabur, tapi tidak ada yang percaya padaku. Bahkan para polisi bilang kalau aku mengarang cerita, sehingga mereka berhenti menginvestigasi kasus itu beberapa saat.”
Vivin tercengang. Dia tidak menyangka cerita ini adalah “kebenaran” yang selama ini dicarinya. Dia ingin percaya kalau Finno tidak meninggalkan pacarnya. Dia mencoba mencari-cari alasan lalu berkata, “Mungkin saja Eva sudah kabur sendiri atau bisa saja dia dibawa pergi seseorang?”
Finno menjawab, “Ketika aku sudah terbangun, aku sadar Eva tidak ada. Aku mencari di seluruh gudang tapi tidak bisa menemukannya. Kalau tali tanganku sudah dilepas, ada dua kemungkinan yang terjadi. Eva sudah kabur atau bisa saja seseorang membawanya pergi setelah melepaskan tali pengikatku. Tapi kata polisi yang menginvestigasi, itu tidak mungkin terjadi.”
“Kenapa begitu?” tanya Vivin.
“Dari investigasi post mortem, polisi menemukan Eva diikat dengan tali, dan analisa DNA menunjukkan kalau itu adalah DNA Eva. Dan pisau yang ditemukan di sana adalah pisau yang dipakai untuk memotong tali di tanganku,” ujar Finno.
Vivin benar-benar terkejut. Semua bukti membuktikan kalau Finno memotong talinya sendiri lalu kabur, tanpa mempedulikan Eva. Tapi, cerita Finno ini justru kebalikannya. Akal sehat manusia pasti akan mengatakan kalau Finno berbohong demi menutupi apa yang sudah dia lakukan.
“Jadi, begitulah yang terjadi saat itu,” ujar Finno. Dia memandang Vivin dan berkata, “Ada dua versi cerita insiden itu. Satu adalah versi cceritaku dan satunya adalah versi incestigasi itu. Kamu percaya yang mana, Vivin?”
Vivin tidak menyangka Finno akan bertanya seperti itu. Dia melihat mata Finno yang misterius, seolah meminta dia untuk memihaknya. Melihat Finno membuatnya terluka dan berkata, “Aku percaya padamu.”
Mendengar jawabannya. Finno mengedipkan mata dan menyimpulkan bibirnya lalu berkata, “Entah kamu serius dengan jawabanmu atau tidak, tapi aku senang mendengarnya.”
Kemudian Vivin berlutut di depannya, mensejajarkan dirinya dengan kursi roda. Vivin menggenggam tangan Finno dan berkata, “Aku serius. Aku percaya padamu seperti kamu percaya padaku waktu itu. Apapun bukti yang ada, aku memilih untuk percaya padamu.”